KIMIA ORGANIK 1
KIMIA ORGANIK 1
(Orbital dan
peranannya dalam ikatan kovalen)
1. Sifat
gelombang
Mekanika kuantum adalah subjek
matematik. Untuk dapat mengerti mengenai ikatan kovalen, maka hanya diperlukan
hasil dari studi mekanika kuantum, daripada persamaan matematiknya sendiri.
Dengan pemikiran ini, marilah meninjau beberapa konsep dasar mengenai gerak
gelombang seperti yang dipertahankan dalam teori ikatan kovalen akhir-akhir
ini.
Mula-mula akan dimulai dengan
beberapa gelombang diam yang sederhana, yaitu jenis gelombang yang dihasilkan
bila orang memetik senar, seperti senar gitar, yang kedua ujungnya mati. Jenis
gelombang ini merupakan gerak hanya dalam satu dimensi. Sebaliknya, gelombang
diam yang disebabkan oleh permukulan kepala kepala drum adalah berdimensi dua,
dan sistem gelombang elektron adalah berdimensi tiga. Tinggi gelombang diam
adalah amplitudonya, yang dapat mengarah ke atas (nilai positif ) atau mengarah
ke bawah (nilai negatif ) terhadap kedudukan istirahat senar. Kedudukan pada
gelombang yang amplitudonya nol disebut simpul, dan sesuai dengan kedudukan
pada senar gitar yang tak bergerak bila senar bergetar.
Dua gelombang diam dapat sefase atau
keluar fase yang satu terhadap yang lain. Keadaan antara dalam mana gelombang
hanya sebagian sefase juga mungkin. Istilah ini dapat digambarkan oleh dua
sistem dua gelombang pada dua senar identik yang bergetar. Bila amplitudo
positif dan negatif dari dua gelombang saling sesuai, kedua gelombang tersebut
sefase. Bila tanda matematik dari amplitudo saling berlawanan, gelombang keluar
fase.
Meskipun sistem gelombang elektron
tiga dimensi lebih rumit daripada sistem senar satu dimensi, namun prinsipnya
sama. Masing-masing orbital atom dari atom berkekuatan seperti fungsi gelombang
dan dapat mempunyai mempunyai amplitudo positif atau negatif. Bila orbital
mempunyai amplitudo positif dan negatif, maka orbital mempunyai simpul.
Spektra garis dihasilkan bila
elektron yang telah menerima energi ekstra turun ke tingkat energi normalnya
dalam atom. Setiap unsur mempunyai spektrum garis yang khas. Secara terpisah
model atom Bohr berhasil menerangkan spektrum atom hidrogen, menggambarkan
elektron bergerak dalam orbit-orbit tertentu dengan energi terkuantisasi dan
meradiasikan energi hanya bila beralih orbit yang berenergi lebih tinggi ke
orbit dengan energi lebih rendah.
Menurut pandangan modern, model atom
mekanika kuantum, energi elektron juga terkuantisasi. Elektron memiliki gerakan
seperti gelombang dan menghuni daerah tiga dimensi yang dikenal dengan istilah
orbital, yaitu ungkapan matematis ditemukannya elektron dalam ruang.
Berdasarkan model
mekanika kuantum atom, perilaku spesifik dari suatu atom dapat dijelaskan
menggunakan persamaan gelombang. Persamaan tersebut pada awalnya digunakan
untuk menjelaskan pergerakan gelombang pada benda cair. Penyelesaian persamaan
gelombang disebut fungsi gelombang atau orbital, dilambangkan dengan huruf
Yunanai psi (ψ).
Ketika fungsi
gelombang dikuadratkan (ψ2), orbital menjelaskan volume ruang di sekeliling
inti di mana elektron paling mungkin ditemukan. Awan elektron tidak dapat
dipastikan dengan jelas, tetapi kita dapat membuat batasan dengan mengatakan
bahwa orbital menggambarkan tempat di mana elektron dapat ditemukan dengan
probabilitas 90-95%.
2. Orbital
ikatan dan anti ikatan
Teori Orbital Molekular mengandaikan
bahwa apabila dua atom atau lebih bergabung membentuk suatu spesies, maka
spesies ini tidak lagi memiliki sifat orbital atomik secara individual,
melainkan membentuk orbital molekular “baru”. Orbital molekular adalah hasil tumpang-tindih dan penggabungan orbital
atomik pada molekul.
Menurut pendekatan lurus (linear
combination), jumlah molekular yang bergabung sama dengan orbital atomik yang
bergabung. Bila dua atom yang bergabung masing–masing menyediakan satu orbital
atomik maka dihasilkan dua orbital molekular, salah satu merupakan kombinasi
jumlahan kedua orbital atomik yang saling menguatkan dan lainnya kombinasi
kurangan yang saling meniadakan.
Kombinasi jumlahan menghasilkan
orbital molekular ikat (bonding) yang mempunyai energi lebih rendah, dan
kombinasi kurangan menghasilkan orbital molekular antiikat (antibonding).
Orbital molekular ikat (bonding) yaitu
orbital dengan rapatan elektron ikat terpusat mendekat pada daerah antara kedua
inti atom yang bergabung dan dengan demikian menghasilkan situasi yang lebih
stabil.
Orbital molekular antiikat
(antibonding) yaitu orbital dengan rapatan elektron ikat terpusat menjauh dari
daerah antara inti atom yang bergabung dan menghasilkan situasi kurang stabil.
Jika pada daerah tumpang-tindih ada
orbital atonik yang tidak bereaksi dalam pembentukan ikatan, orbital ikatan
yang dihasilkan disebut orbital nonikat (nonbonding).
Fungsi gelombang
elektron dalam suatu atom disebut orbital atom. Karena kebolehjadian menemukan
elektron dalam orbital molekul sebanding dengan kuadrat fungsi gelombang, peta
elektron nampak seperti fungsi gelombang. Suatu fungsi gelombang mempunyai
daerah
beramplitudo positif dan negatif yang disebut cuping (lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif dengan negatif dalam molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu sama lain tidak membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi besarnya integral tumpang tindih dalam kimia kuantum.
beramplitudo positif dan negatif yang disebut cuping (lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif dengan negatif dalam molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan negatif akan meniadakan satu sama lain tidak membentuk ikatan. Besarnya efek interferensi ini mempengaruhi besarnya integral tumpang tindih dalam kimia kuantum.
Dalam pembentukan
molekul, orbital atom bertumpang tindih menghasilkan orbital molekul yakni
fungsi gelombang elektron dalam molekul. Jumlah orbital molekul adalah jumlah
atom dan orbital molekul ini diklasifikasikan menjadi orbital molekul ikatan,
non-ikatan, atau antiikatan sesuai dengan besarnya partisipasi orbital itu
dalam ikatan antar atom. Kondisi pembentukan orbital molekul ikatan adalah
sebagai berikut.
Syarat
pembentukan orbital molekul ikatan
(1) Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.
(2) Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.
(3) Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.
(1) Cuping orbital atom penyusunnya cocok untuk tumpang tindih.
(2) Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama.
(3) Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.
Kasus
paling sederhana adalah orbital molekul yang dibentuk dari orbital atom A dan B
dan akan dijelaskan di sini. Orbital molekul ikatan dibentuk antara A dan B
bila syarat-syarat di atas dipenuhi, tetapi bila tanda salah satu orbital atom
dibalik, syarat ke-2 tidak dipenuhi dan orbital molekul anti ikatan yang
memiliki cuping yang bertumpang tindih dengan tanda berlawanan yang akan
dihasilkan. Tingkat energi orbital molekul ikatan lebih rendah, sementara
tingkat energi orbital molekul anti ikatan lebih tinggi dari tingkat energi
orbital atom penyusunnya.
Semakin
besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin kuat ikatan. Bila
tidak ada interaksi ikatan dan anti ikatan antara A dan B, orbital molekul yang
dihasilkan adalah orbital non ikatan. Elektron menempati orbital molekul dari
energi terendah ke energi yang tertinggi. Orbital molekul terisi dan berenergi
tertinggi disebut HOMO (highest occupied molecular orbital) dan orbital molekul
kosong berenergi terendah disebut LUMO (lowest unoccupied molecular orbital).
Ken’ichi Fukui (pemenang Nobel 1981) menamakan orbital-orbital ini orbital-orbital
terdepan (frontier).
Dua
atau lebih orbital molekul yang berenergi sama disebut orbital terdegenerasi
(degenerate). Simbol orbital yang tidak terdegenerasi adalah a atau b, yang
terdegenerasi ganda e, dan yang terdegenerasi rangkap tiga t. Simbol g (gerade)
ditambahkan sebagai akhiran pada orbital yang sentrosimetrik dan u (ungerade)
pada orbital yang berubah tanda dengan inversi di titik pusat inversi.
Bilangan
sebelum simbol simetri digunakan dalam urutan energi untuk membedakan orbital
yang sama degenarasinya. Selain itu, orbital-orbital itu dinamakan sigma (σ)
atau pi(π) sesuai dengan karakter orbitalnya. Suatu orbital sigma mempunyai
simetri rotasi sekeliling sumbu ikatan, dan orbital pi memiliki bidang simpul.
Oleh karena itu, ikatan sigma dibentuk oleh tumpang tindih orbital s-s, p-p,
s-d, p-d, dan d-d dan ikatan pi dibentuk oleh tumpang tindih orbital p-p, p-d,
dan d-d.
Dalam molekul hidrogen, H2, tumpang tindih orbital 1s masing-masing atom
hidrogen membentuk orbital ikatan σg bila
cupingnya mempunyai tanda yang sama dan antiikatan σu bila bertanda berlawanan, dan dua elektron mengisi orbital ikatan σg.
Orbital
ikatan atau orbital bonding dan orbital anti ikatan atau orbital anti bonding
merupakan orbital molekul hasil pertumpukan ( overlapping) dari orbital-
orbital atom.
Disini berlaku hukum
kekekalan atau konservasi orbital yakni jumlah orbital sebelum dan sesudah
pertumpukan tetap sama. Tampak bahwa dari dua orbital atom yang bertumpukan
akan diperoleh dua orbital molekul yakni molekul ikatan ( bonding) dan anti
ikatan ( anti bonding). Orbital molekul (sigma) ditulis σ sedangkan orbital
molekul pi ditulis π. Orbital ikatan
memiliki energi yang selalu lebih rendah dari orbital ikatan yang sejenis,
misal Urut- urutan energi orbital
molekul adalah sebagai berikut : σ1s < σ1s*
< σ2s <
σ2s* < π2py
= π2pz < π2py* = π2pz* < σ2px
dan dan seterusnya. Perlu dicatat bahwa berbeda dengan orbital molekul umumnya,
maka energi π2py* jauh lebih tinggi diatas π2pz* sedangkan π2py = π2pz
dan π2py*= π2pz*, karena orbital py dan pz
bersifat degenerate yakni memiliki tingkat energi yang sama walaupun fungsi
gelombangnya berbeda.
Perbedaan
antara orbital molekul ikatan dan anti ikatan disamping perbedaan energinya
menyangkut pula perbedaan tentang distribusi elektronnya. Pada orbital molekul
ikatan, elektron dipusatkan didaerah antar inti ikatan, elektron- elektron
berada jauh ( terpisah) dari daerah antar inti.
Pendekatan yang digunakan berasumsi
bahwa 2 orbital atom 1s dapat saling tumpang tindih dengan 2 cara untuk
membentuk 2 orbital molekul. Cara yang pertama adalah adalah berinteraksi
secara In-Phase. Ketika orbital atom saling tumpang tindih, interaksi
secara In-Phase menyebabkan peningkatan intensitas muatan negatif pada
area dimana kedua orbital atom tersebut saling tumpang tindih. Hal ini
menimbulkan gaya tarik yang lebih besar antara elektron dan inti atom. Gaya
tarik yang lebih besar mengarah kepada energi potensial yang lebih rendah.
Karena elektron pada orbital molekul
memiliki energi potensial yang lebih rendah daripada elektron pada orbital
atom, maka tentunya untuk memisahkan kembali elektron pada orbital 1s
masing-masing atom diperlukan sejumlah energi (tidak akan terjadi secara
spontan) yang menyebabkan ikatan yang terbentuk akan stabil. Hal ini menjaga
agar atom-atom tetap stabil pada molekul.Orbital molekul yang terbentuk ini
disebut Bonding Molecular Orbital (Orbital molekul Ikatan). Orbital ini
akan simetris terhadap sumbu ikatan. Orbital molekul jenis ini disebut Sigma
Molecular Orbital (Orbital Molekul Sigma), σ. Simbol σ1s digunakan untuk
menggambarkan orbital molekul ikatan yang terbentuk dari 2 orbital atom 1s.
Cara yang kedua, yaitu berinteraksi
secara Out-of-Phase. Ketika orbital atom saling tumpang tindih,
interaksi secara Out-of-Phase menyebabkan penurunan intensitas muatan
negatif. Hal ini menimbulkan gaya tarik yang lebih lemah antara elektron dan
inti atom. Gaya tarik yang lebih lemah mengarah kepada energi potensial yang
lebih tinggi. Elektron akan lebih stabil jika berada pada orbital 1s
masing-masing atom, sehingga elektron dalam orbital molekul ini akan melemahkan
ikatan antar atom. Orbital molekul kenis ini disebut Anti-bonding Molecular
Orbital (Orbital Molekul Anti-ikatan). Orbital molekul ini juga akan
simetris terhadap sumbu ikatan, sehingga orbital ini adalah orbital molekul
sigma namun dengan simbol σ*1s. Tanda * mengindikasikan orbital molekul
anti-ikatan.
3.
Orbital hibrida karbon
a. Hibridisasi sp3
Atom karbon
memiliki dua orbital (2s dan 2p) untuk membentuk ikatan, artinya jika bereaksi
dengan hidrogen maka akan terbentuk dua ikatan C-H. Faktanya, atom karbon
membentuk empat ikatan C-H dan menghasilkan molekul metana dengan bentuk bangun
ruang tetrahedron. Linus Pauling (1931) menjelaskan secara matematis bagaimana
orbital s dan tiga orbital p berkombinasi atau terhibridisasi membentuk empat
orbital atom yang ekuivalen dengan bentuk tetrahedral. Orbital yang berbentuk
tetrahedral disebut dengan hibridisasi sp3. Angka tiga menyatakan berapa banyak
tipe orbital atom yang berkombinasi, bukan menyatakan jumlah elektron yang
mengisi orbital.
Atom karbon memiliki konfigurasi
ground-state 1s2 2s2 2px1 2py1.
Pada kulit terluar terdapat dua elektron
dalam orbital 2s, dan dua elektron tak perpasangan dalam orbital 2p.
Dari konfigurasi di
atas, maka atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan, contohnya CH2.
Pada kenyataannya, molekul CH2 sangat jarang ditemukan dan lebih
banyak terbentuk molekul CH4. Dari hasil eksperimen, diperoleh data
bahwa kekuatan ikatan CH sebesar 100 kkal/mol. Dengan demikian, energi untuk
membentuk ikatan C-H dalam CH2 sebesar 200 kkal/mol.
Alternatifnya
adalah, satu elektron pada orbital 2s dipromosikan ke orbital 2pz.
Konfigurasi baru ini memiliki satu elektron yang berada pada tingkat energi
yang lebih tinggi dari ground-state. Energi yang dibutuhkan untuk mempromosikan elektron
tersebut sebesar 96 kkal/mol.
Pada posisi
tereksitasi, karbon memiliki empat elektron tak berpasangan dan dapat membentuk
empat ikatan dengan hidrogen. Meskipun membutuhkan energi sebesar 96 kkal/mol
untuk mengeksitasi satu elektronnya terlebih dahulu, ikatan yang terbentuk
dengan H (pada CH4) jauh lebih stabil dibandingkan ikatan C-H pada molekul CH2.
Ikatan
C-H pada metana memiliki kekuatan ikatan 104 kkal/mol dengan panjang ikatan
1.10 A. sudut ikatan H-C-H sebesar 109.50.
Struktur
Etana
Etana, C2H6 merupakan contoh paling sederhana dari molekul
yang mengandung ikatan karbon-karbon. Ikatan karbon-karbon dalam etana memiliki
panjang ikatan 1.54 A dan kekuatan ikatn 88 kkal/mol. Untuk ikatan C-H memiliki
karakteristik yang sama dengan metana.
b.
Hibridisasi
sp2; Orbital dan Struktur Etilen
Ketika kita
membentuk orbital hibridisasi sp3 untuk menjelaskan ikatan dalam metana,
pertama kali yang dilakukan adalah mempromosikan satu elektron dari orbital 2s
ke excited state menghasilkan empat elektron tak berpasangan. Hibridisasi sp2
terjadi jika satu elektron tereksitasi ke orbital p. Akibatnya, atom karbon
yang terhibridisasi sp2 hanya dapat membentuk tiga ikatan sigma dan satu ikatan
pi. Ikatan pi terjadi sebagai akibat dari tumpang tindih elektron pada orbital
2p-2p-2s.
Dua atom karbon sp2
dapat saling membentuk ikatan yang kuat, mereka membentuk ikatan sigma melalui
overlap orbital sp2-sp2. Kombinasi ikatan sigma sp2-sp2 dan ikatan pi 2p-2p
menghasilkan bentuk ikatan rangkap karbon-karbon. Bentuk bangun ruang dari
ikatan atom karbon yang terhibridisasi sp2 adalah trigonal planar.
c.
Hibridisasi
sp
Atom karbon
memiliki kemampuan membentuk tiga macam ikatan, yaitu ikatan tunggal, rangkap
dua dan rangkap tiga. Asetilena, C2H2, contoh paling sederhana dari ikatan
karbon-karbon rangkap tiga. Di samping dapat berkombinasi dengan dua atau tiga
orbital p, hibrida orbital 2s juga dapat berkombinasi dengan satu orbital p.
Orbital sp memiliki
bangun ruang linear dengan sudut ikatan HC-C sebesar 1800 yang telah
terverifikasi dari hasil eksperimental. Panjang ikatan hidrogen-karbon sebesar
1.06A dan panjang ikatan karbon-karbon adalah 1.20 A.
(a) Ikatan σ C-C terbentuk karena
overlap orbital sp-sp dan ikatan C-H dibentuk karena overlap orbital sp-s. (b)
dua ikatan π karbonkarbon terbentuk melalui overlap orbital p yang
berhadap-hadapan antara atom karbon yang satu dengan atom karbon lainnya.
Assalamualaikum. saya ingin bertanya jelaskan mengapa Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin kuat ikatan?
BalasHapusTerimakasih
assalamualaikum, saya ingin bertanya energi elektron juga terkuantisasi yang seperti apa menurut pandangan modern?
BalasHapusAssalamualaikum. Saya ingin bertanya Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Tolong jelaskan aturan-aturan atau syarat-syarat tersebut.
BalasHapusassalamualaikum saya ingin bertanya syarat suatu senyawa dapat mengalami antibonding?
BalasHapusassalamualaikum frandi , bagus postingannya , saya ingin bertanya kenapa Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin kuat ikatan , terima kasih sebelumnya.
BalasHapuswalaikumsalam wr.wb. baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara siti mardiah dan saudara robi saya kira pertanyaan nya sama jadi saya jawab sekaligus saja.
BalasHapusingkat energi orbital molekul ikatan lebih rendah, sementara tingkat energi orbital molekul anti ikatan lebih tinggi dari tingkat energi orbital atom penyusunnya. Semakin besar selisih energi orbital ikatan dan anti ikatan, semakin kuat ikatannya. Apabila tidak ada interaksi ikatan dan anti ikatan antara A dan B, orbital molekul yang dihasilkan adalah orbital non ikatan. Elektron menempati orbital molekul dari energi terendah ke energi yang tertinggi. Orbital molekul yang terisi dan mempunyai energi tertinggi disebut HOMO (highest occupied molecular orbital) dan orbital molekul kosong yang mempunyai energi terendah disebut LUMO (lowest unoccupied molecular orbital). Dua atau lebih orbital molekul yang berenergi sama disebut orbital terdegenerasi (degenerate).
waalaikumsalam wr.wb saya akan mencoba menjawab pertnayaan saudara soni, syarat suatu senyawa yang mengalami anti bonding adalah atom yang bergabung dan menghasilkan situasi kurang stabil. Jika pada daerah tumpang-tindih ada orbital atomik yang tidak bereaksi dalam pembentukan ikatan,
BalasHapuswalaikumsalam wr.wb saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari dea. menurtu syarat yang paling utama jika suatu unsur ingin berikatan membentuk suatu senyawa atau molekul adalah unsur-unsur tersebut tersebut harus ada yang kekurangan elektron dan ada yang kelebihan elektorn sehingga ia bereaksi membentuk suatu senayawa atau molekul yang stabil
BalasHapuswaalaikumsalam wr.wb saya belum mengerti apa maksud dari saudara novani. mohon di jelaskan lagi.
BalasHapus